Tanggal 30 Oktober kemarin, IMAHAGI nyelenggarakan Seminar Internasional di kampus UNY dengan mengusung tema Perkembangan teknologi Informasi India-Indonesia. suatu pendobrak awal bahwa eksistensi IMAHAGI yang selama ini masih dipandang sebelah mata oleh mahasiswa Geografi sendiri apalagi mahasiswa di luar Geografi. Dengan adanya langkah awal yang manis tersebut, mengokohkan IMAHAGI yang notabene sebagai ikatan mahasiswa profesi di Indonesia. acara tersebut cukup menyita perhatian peserta karena pembicera dari duta besar India untuk Indonesia dan juga pakar TI kedua negara, dan sedikit informasi scholarship. Diharapkan dengan terbukanya jalan relasi dengan India ini bisa menjalin kerja sama lebih lanjut dimana bisa menarik minat mahasiswa geografi di Indonesia untuk lebih aktif di IMAHAGI. Go A Head IMAHAGI.
Labels: Go A Head IMAHAGI
Kehilangan, itukah yang patut kita ucapkan ketika sesuatu berpindah tempat?
Kalo kita berfikir bahwa kita memilikinya mungkin akan berkata begitu...
Kemarin temenku kuliah meninggal dunia, karena sakit komplikasi...Mantan pacarnya pacarku juga meninggal 18 Agustus 2007 kemarin, katanya dia merasa kehilangan....
memang sulit menerima kenyataan bahwa itu bukan mutlak punya kita, kita hanya dekat,,,
apakah sesuatu tersebut bisa kita katakan ketika wal bertemu dan dia pergi..
Segala sesuatu hanya milik Allah.. dan kepada-Nya lah akan kembali...
Labels: Kehilangan
TAQDIM
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan barakah. Sungguh banyak
keutamaan yang telah ALLAH berikan kepada Kaum Muslimin dalam Bulan ini.
Sehingga sangat disayangkan bilamana sebagian Kaum Muslimin yang
seharusnya menyibukkan diri dengan ibadah yang benar dalam Bulan ini,
justru menyambut dan mengisi hari-hari dalam Bulan Ramadhan dengan
kesalahan-kesalahan yang tidak disadarinya. Kesalahan-kesalahan
tersebut tentu saja tidak memberikan manfaat yang banyak bagi dirinya,
malah justru bisa menimbulkan kerugian bagi pelakunya.
BEBERAPA KESALAHAN
Berikut ini adalah sebagian kekeliruan Kaum Muslimin khususnya di
Indonesia dalam menyikapi Bulan Ramadhan:
1. Golongan yang berbuat baik tapi mengabaikan hal yang sangat penting.
Mereka sangat rajin melakukan amalan-amalan Ramadhan seperti Shaum,
shalat tarawih, infaq dan lain sebagainya. Namun, pada saat yang
bersamaan, mereka tidak memperhatikan bahwa dirinya masih terjerumus
kepada perbuatan-perbuatan dan keyakinan-keyakinan yang berbau syirik.
Mereka masih saja mendatangi kuburan atau benda lain yang dikeramatkan
untuk meminta barakah, berkurban untuk selain ALLAH, berdo'a kepada
selain ALLAH dan perbuatan lainnya yang bathil. Mereka hendaknya
merenungkan firman ALLAH Ta'ala :
"Jika kamu mempersekutukan (ALLAH), sungguh-sungguh pasti akan
hapuslah amalmu dan sungguh-sungguh pasti kamu termasuk orang-orang
yang merugi." (az-Zumar:65)
Kemudian ada pula di antara mereka yang berpuasa tetapi meninggalkan
shalat wajib. Padahal jika mereka berbuat demikian berarti mereka
telah meninggalkan rukun terpenting dari rukun-rukun Islam setelah
tauhid. Puasanya sama sekali tidak bermanfaat baginya, selama ia
meninggalkan shalat. Sebab shalat adalah tiang agama, di atasnyalah
agama tegak. Dan orang yang meninggalkan shalat hukumnya adalah kafir.
Orang kafir tidak diterima amalnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda (terjemahannya): "Perjanjian antara kami dan mereka
adalah shalat, barangsiapa me-ninggalkannya maka dia telah kafir. "
(HR. Ahmad dan Para penulis kitab Sunan dari hadits Buraidah
radhiyallaahu 'anhu ) At-Tirmidzi berkata : Hadits hasan shahih,
Al-Hakim dan Adz-Dzahabi men-shahihkannya.
Jabir radhiyallaahu 'anhu meriwayat-kan, bahwa Rasulullaah
Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda (yang terjemahannya): "(Batas)
antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat." (HR.
Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Namun, perlu diketahui bahwa jangan sampai anda mengkafirkan pribadi
seseorang hanya dengan alasan tadi, padahal ilmu untuk itu tidak anda
miliki. Menghukumi, kafirnya sese-orang adalah suatu masalah besar
yang `ulama besarpun berhati-hati di dalamnya, karena banyaknya
syarat-syarat dan peliknya masalah ini.
2. Golongan pemalas dan berbuat sia-sia
Yaitu mereka yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan "untuk
tidur" ataukah menyibukkan diri dengan perbuatan-perbuatan tidak
berguna bahkan haram seperti : bermain catur, ular tangga, monopoli,
membaca komik, cerpen rekaan, menonton film / sinetron / drama dimana
banyak kemaksiatan di dalamnya dan sejenisnya. Jika yang terjadi pada
generasi muda kaum Muslimin adalah yang seperti ini, maka kapankah
Kaum Muslimin akan bangkit dari keterlenaannya dan mengatasi Kaum Kafir ?
3. Golongan tamak dan nafsu makan besar.
Para wanita saling mempertontonkan kebolehan mereka dalam memasak pada
saat berbuka. Akibatnya, dari waktu dhuhur sampai menjelang berbuka
puasa, mereka hanya di dapur sehingga terabaikanlah shalat dhuhur dan
ashar. Kemudian para lelakinya pun dengan rakusnya menyantap semua
hidangan pada saat berbuka. Apa yang terjadi kemudian ? Perut mereka
buncit dan kembung, sehingga tidak dapat bergerak kecuali hanya duduk
kelelahan. Merasa berat menuju masjid untuk Shalat Maghrib berjama'ah.
Mereka tidak shalat Maghrib kecuali ketika adzan Isya' hampir tiba.
Alangkah baiknya, jika puasa kita berjalan dengan baik dan kewajiban
lainpun juga berjalan dengan baik.
4. Golongan peminta sedekah padahal ia mampu.
Mereka jadikan bulan Ramadhan sebagai bulan mendapatkan sum-bangan,
sedekah, amal jariyah atau sejenisnya dari orang-orang yang berpuasa.
Kebanyakan mereka adalah para pemuda yang kuat bekerja dan dari
golongan yang mampu mencari penghidupan dari selain mengemis.
Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wa-sallam menyampaikan bahwasanya
(yang terjemahannya-pen):
"Barang siapa yang meminta-minta pada orang lain padahal dia punya
sesuatu yang mencukupinya maka tidaklah ia memperbanyak kecuali api
neraka atau batu jahannam. Para shahabat bertanya: "Wahai
Rasuulallaah, sebatas mana men-cukupinya ?" (Rasul) menjawab :
"sebatas cukup bagi dia makan siang dan makan malam." Dan dalam
riwayat lain : "sebatas kenyang siang dan malam hari." (Shahih Abu
daud oleh Syaikh Al Albany)
5. Golongan pemain petasan
Ketika bulan Ramadhan belum tiba boleh jadi tetangga mereka aman dari
gangguan mereka. Namun, ketika Ramadhan tiba, mereka menjadi orang
yang paling senang memberikan gangguan bagi Kaum Muslimin. Suara
petasan atau mercon yang menggelegar serta dapat mem-bahayakan orang
lain dengan seenaknya diledakkan di mana saja. Padahal Rasulullaah
Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"seorang Muslim adalah orang yang dapat menjaga keselamatan kaum
muslimin dari (gangguan) lidah dan tangannya." (Muttafaqun `Alaihi)
Dan orang tua adalah pihak yang mempunyai tanggung jawab besar dalam
mencegah hal ini, minimal melarang anak-anak mereka untuk melakukannya.
6. Golongan yang sadar sebatas Bulan Ramadhan
Alhamdulillaah, banyak manusia ketika Bulan Ramadhan tiba terhenti
aktivitasnya dari maksiat dan perbuatan keji lainnya. Namun, ketika
Ramadhan berlalu mereka kembali kepada kemaksiatan dan kekejian yang
telah ditinggalkannya untuk sementara. Ibarat orang yang telah
membangun rumah kemudian menimbunnya dengan sampah dan kotoran. Wahai
saudaraku, janganlah berbuat seperti itu. Bersungguh-sungguhlah dalam
taubatmu ! Ketahuilah bahwa engkau bermaksiat bukan di hadapan
siapa-siapa, tetapi engkau bermaksiat di hadapan ALLAH Rabb semesta
alam yang hanya Dialah yang berhak diibadahi. Takutlah kepada ALLAH,
wahai saudaraku dan kembalilah …..
7. Golongan budak nafsu
Hal yang paling menyenangkan bagi mereka adalah ketika berakhirnya
Ramadhan, sehingga mereka bisa kembali kepada syahwat yang telah
ditinggalkannya selama sebulan. Golongan ini perlu banyak belajar
untuk mengetahui keutamaan Ramadhan, sehingga menjadilah Ramadhan itu
sesuatu yang berharga dalam hidupnya.
8. Golongan yang senang bepergian
Mereka menunggu-nunggu Ramadhan bukan karena keutamaannya, namun
karena ingin pergi berlibur. Apabila telah lewat 2/3 Ramadhan maka
ramailah tempat-tempat wisata dengan diri-diri mereka. Mereka
beralasan bahwa mereka jenuh dengan puasa dan shalat tarawih sehingga
membutuhkan refreshing (penyegaran). Sungguh, tahukah mereka bahwa
Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam justru lebih menggiatkan
diri ketika tiba 1/3 akhir ramadhan.
Demikianlah beberapa kesalahan /kekeliruan sebagian ummat Islam dalam
menyikapi bulan ramadhan. Dan hal tersebut, hanyalah sebagian kecil
dari sekian banyak kesalahan yang terjadi. Kesalahan/kekeliruan
tersebut lahir tidak dengan sendirinya, namun akibat kelalaian ummat
islam dalam mempelajari Ad Dien Al Islam itu sendiri. Sehingga,
tidaklah heran jika hal-hal tersebut kebanyakan dilakoni oleh mereka
yang minim akan pemahaman agama Islam. Karenanya, adalah hal yang
sangat bijaksana jika Kaum Muslimin berlomba-lomba dalam menuntut
`ilmu agama yang benar, yang berlandaskan kepada Al Qur'an dan As
Sunnah sesuai pemahaman para salafusshalih.
Rujukan: Majalah As Sunnah edisi 03/Th.IV/1420-1999 hal.37-40
sekian moga moga artikal ini bisa membantu ikhwan serta akhwat yang
mencari ilmu berkaitan bulan ramadhan.
Wallahu 'alam bis-shawab.
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Labels: Agama
Waktu itu cuma-cuma...tetapi sangat berharga!
Kita tidak bisa memilkinya, tapi kita bisa menggunakanya..
Kita tidak bisa menyimpanya, tapi kita bisa menghabiskanya..
Sekali membuang akan sia-sia, tak bisa lagi mendapatkanya..
Di bulan Ramadhan ini jangan biarkan setiap detik berlalu tanpa kebaikan dan pahala..
Semoga Allah selalu menjaga hati dan lisan kita.. amin
Labels: Kata Bijak
Siapa sangka, keinginan itu muncul ketika ada sebuah peluang?
jalan mana yang kupilih,,seketika itu pula kontradiksi anatara nurani dan rasional dimulai..
harapan, tantangan, peluang, jaringan dan mungkin semua akan kudapat. Bahkan lingkaran konflikpun akan selalu menyertaiku..
Tapi rasioku menyelimuti jiwa yang membawaku sampai di seberang jalan ini. memang benar bahwa proporsi rasionalitas seorang pria jauh lebih banyak dan berbanding terbalik dengan sang hawa....
tetapi semua itu pilihan, dan pilihan yang mungkin tidak salah tangkap. dari sini kudapat apa yang selama ini kucari..
kalaupun sang penghibur jawabanya..
itu cukup menunjukan jari trus kejarlah, maka kau akan dapatkan.
tak perlu kau tanyakan apa yang terjadi.. lakukan yang terbaik hari ini...
YAKUSA
Labels: kuliah, makalah, Pendidikan